HKBP Pekanbaru berawal dari JEMAAT MASEHI di sekitar tahun 1939. Jemaat Masehi ini berkembang menjadi GEREJA PROTESTAN INDONESIA pada tanggal 24 Desember 1950. Gereja Protestan Indonesia resmi menjadi salah satu Gereja HKBP pada tanggal 21 Januari 1952 di dalam acara Evangelisasi yang dipimpin Praeses Pdt. G.A. Harianja dan Pdt. M. Siregar.
IBADAH PERTAMA
Berawal dari ibadah pertama di rumah Tuan Griffioen yang dihadiri oleh : Tuan dan Nyonya Griffioen, Bapak W.Panjaitan dan Dr. AK. Staa. Setelah makin bertambah umat Kristiani maka muncul keinginan untuk melembagakan semua umat. Jalan yang ditempuh ialah melalui Ibadah Minggu sebagai pelaksanaan Hukum Tuhan dan kehidupan gerejani. Semenjak tahun 1939 itulah jemaat bersepakat menamakan ibadah pertama yang telah melembaga itu dengan nama JEMAAT MASEHI.
JEMAAT MASEHI
Hampir satu dekade, Jemaat Masehi dalam melaksanakan ibadah mengalami masa sulit karena menghadapi ganguan dari orang-orang yang tidak menyenangi penyelenggaraan Ibadah Minggu. Sampai 5 kali harus berpindah tempat, terakhir pada tahun 1947 mengambil tempat di gedung SMP Negeri di lokasi Losmen Riau dulu (sekarang Jl. Teratai bawah – Sektor Padang Bulan I). Di lokasi ini berlangsung pelayanan Baptisan Kudus bagi anak-anak jemaat yang dilayani oleh Pdt. Kenan Lumbantoruan (Pdt.Tentara dari Padang-Sumbar), diantaranya: putri dari Bapak Humala Silalahi dan putri kembar Bapak Waldimus Sihombing. Begitu juga pelayanan Pemberkatan Pernikahan Kudus kepada pasangan Marasan Sitompul dengan Tianun br.Nainggolan dan pasangan Casianus Sihombing dengan Mariani br.Siregar dilayani oleh Om Edon, seorang putra Timor- pegawai PU Pekanbaru yang mengabdikan diri sebagai Guru Jemaat (Mei 1948). Dalam melaksanakan tugas pengembalaannya, Om Edon dibantu oleh tua-tua jemaat, yaitu Bapak Tungkot Nauli Siregar dan Waldimus Sihombing serta tante Edon.
JEMAAT KRISTEN PROTESTAN INDONESIA
Pada Agresi Meliter ke-2, gedung SMP Negeri dibumi hanguskan oleh perang sehingga Ibadah Minggu pindah ke gedung Gudang Garam, dan dari sana berpindah lagi ke rumah papan berkolong milik Bapak Simajuntak/Ibu boru Silitonga (mantri kesehatan dan bidan), lokasi rumah ini di samping Bioskop Lativa. Di kala ibadah berlangsung di rumah Bapak Simanjuntak, Bapak Komisaris Besar Polisi Humala Silalahi (Komandan Mobil Brigade Keresidenan Riau Daratan) yang berkedudukan di Pekanbaru, menggagasi untuk membangun gereja, lokasi di Jl. Wolter Mongonsidi sekarang, menghadap ke bagian samping ISHINE Hotel (dulu Jl. Gereja). Tanpa mengenal lelah siang dan malam, beliau berusaha keras memberdayakan sumber daya seluruh jemaat yang pada waktu itu terdiri dari 14 KK dan juga menggerakan kaum muda. Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun Gereja Jemaat Protestan Indonesia yang pertama di Pekanbaru dapat diselesaikan pembangunannya. Bangunan yang sangat sederhana ini untuk pertama kali digunakan pada penyelengaraan pesta malam Natal tanggal 24 Desember 1950. Sejak permulaan penggunaan gereja semi-permanen di Jl. Gereja No. 1 inilah jemaat yang terdiri dari suku Batak, Nias, Manado, Tionghoa, Jawa, Ambon serta Timor, untuk mengkoordinasikan tugas pelayanan dalam satu wadah, membentuk “JEMAAT KRISTEN PROTESTAN INDONESIA.” Pelayanan ibadah waktu itu menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Batak dan bahasa Indonesia. Untuk lagu-lagu peribadatan menggunakan bahasa Batak dan bahasa Indonesia, sedangkan untuk pelayanan Firman Tuhan menggunakan Bahasa Indonsia.
HKBP PEKANBARU JL.GEREJA NO.1
Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun, pertambahan jemaat cukup pesat. Pelayanan untuk anak-anak dan pemuda pun semakin meningkat. Karena mayoritas Jemaat Kristen Protestan Indonesia adalah suku Batak, didukung dengan mulai masuknya pelayanan HKBP ke Sumatera Barat dan Riau, serta kerinduan untuk bernaung di bawah organisasi Gereja, maka disepakatilah untuk memilih berada di bawah naungan HKBP. Berkat rakhmat dan kemurahan Tuhan Yesus Raja Gereja, kerinduhan dan kesepakatan jemaat ini terwujud dengan diutusnya Bapak Praeses Pdt.G.A.Harianja dan Pdt.M.Siregar oleh Pimpinan HKBP Ephorus Pdt.DR.HC.Justin Sihombing untuk melaksanakan tugas pelayanan di Tanjung Pinang sekaligus untuk meresmikan Jemaat Kristen Prostestan Indonesia menjadi salah satu gereja HKBP. Peresmian ini berlangsung pada acara Evangelisasi di malam hari pada tanggal 21 Januari 1952. Peristiwa inilah yang merupakan hari jadi HKBP Pekanbaru. Pada saat yang sama, kedua Pendeta tsb. melangsungkan Baptisan Kudus kepada 2 (dua) orang putri jemaat, putri Bapak Laurentius Siambaton Munthe dan Bapak Harefa. Pada peristiwa bersejarah itu jemaat berjumlah ± 30 KK (± 135 jiwa) yang dipimpin dan dilayani oleh Bapak MG.Simanjuntak Ibu boru Siregar (Pegawai Kantor Walikota). Setelah jemaat menempati gereja di Jl. Gereja No.1, Om Edon meninggalkan Kota Pekanbaru. Pelayanan kepada jemaat dilanjutkan oleh Gr.E.Pasaribu dan Domine Largen, seorang misionaris dari Zending Barmen Jerman. Dua tahun kemudian barulah jemaat mendapatkan pelayanan dari seorang Pendeta yang ditugaskan oleh Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung, yaitu Bapak Pendeta Wiliam Iskandar Muda (WIM) Simanjuntak. Beliaulah Pendeta Ressort yang pertama di HKBP Pekanbaru (1954-1962)
HKBP PEKANBARU JL.HANG TUAH NO.36
Pembangunan Gereja HKBP Pekanbaru Jl. Hang Tuah terkait dengan pemindahan Ibu Kota Provinsi Riau dari Tanjung Pinang ke Pekanbaru, dan tanah lokasi kompleks HKBP yang saat itu terletak dipinggir Jl.Asia (sekarang Jl. Prof. M. Yamin, SH) dianggap tidak sesuai lagi dengan bentuk serta rencana pembangunan Jl. Asia khususnya dan Kota Pekanbaru pada umumnya sebagai Ibu Kota Daerah Tingkat I Riau.
Dalam pertemuan Panitia Pembangunan Gereja (Bapak Marasan Sitompul,BA , DJ.Sinaga, Gosen Siahaan, Drs.ZH.Pulungan, P.Hutagalung, MT/MatioPanjaitan dan Letkol Pol MPO Siregar) dengan Bapak Gubernur Brigjen H. Kaharudin Nasution (9 Agustus 1965), beliau menunjuk lokasi di Jl. Hang Tuah untuk dibangun gereja yang baru, bersebelahan dengan Masjid Agung Annur. Tanah itu dahulunya bekas Taman Makam Pahlawan dengan luas 1,715 Ha, yang telah dibebaskan/ditukar oleh Panitia Pelaksana Pemindahan Ibu Kota Provinsi Riau dari pihak Angkatan Darat. Penunjukkan lokasi ini oleh Bapak Gubernur terinspirasi suasana kampung halaman beliau di Bunga Bondar Sipirok di mana bangunan Masdjid berdampinagn dengan Gereja yang memperlihatkan keharmonisan dan kerukunan dalam hidup berbangsa dan beragama.
Pembangunan gereja diawali dengan penggalian fundasi pada hari Senin 18 Juli 1966. Dalam waktu dua tahun gereja yang dibangun dengan cara dan semangat gotong royong dan dengan memanfaatkan fasilitas serta bantuan yang diberikan oleh Gubernur Brigjen Arifin Achmad telah berdiri dan mulai dipergunakan pada hari Minggu, 3 Nopember 1968. Upaya penyelesaian (finishing) bangunan gereja berlangsung hingga 20 Agustus 1970.
Pesta peresmian HKBP Pekanbaru Jl. Hang Tuah No.36 dimulai pada hari Jumat tanggal 21 Agustus 1970, pada hari Sabtu 22 Agustus diadakan pawai keliling kota menuju Gedung Daerah (gedung daerah ini sekarang sebagai Rumah Dinas Gubernur Riau) yang berada di Jl.Diponegoro. Di halaman gedung daerah ini dikumandangkan lagu The Great Halellujah/Haleluya Na Bolon sebagai ungkapan syukur jemaat dengan Konduktor Bapak St.DH.Napitupulu. Pawai akbar ini dipimpin oleh Ephorus Domine Tunggul S.Sihombing. Puncak peresmian gereja pada hari Minggu, 23 Agustus 1970.
Jemaat HKBP Pekanbaru telah dipakai Tuhan menjadi saluran berkat berdirinya beberapa gereja di Kota Pekanbaru, diantaranya: HKBP Rumbai (15 Agustus 1970 ;HKBP Sukajadi (16 Agustus 1970) ; Gereja Kristen Protestan Angkola /GKPA (Agustus 1979) ; Gereja Kristen Protestan Simalungun/GKPS (Pebruari 1981); Gereja Batak Karo Protestan/GBKP (23 September 1984); HKBP Sumber Sari (24 Maret 1991); HKBP Tangkerang (27 Pebruari 2021) dan HKBP Beringin Indah (6 April 2003)
Menjelang usia HKBP Pekanbaru yang ke-50, jemaat mengalami cobaan yang berat yaitu peristiwa ledakan bom malam Natal 24 Desember 2000 sekira pkl. 21.20 WIB. Ledakan bom yang demikian dahsyat itu diperkirakan dilakukan oleh 2-3 orang yang tidak bertanggung jawab yang ikut menyusup dalam kebaktian Natal malam itu. Kedahsyatan ledakan bom tsb. telah menelan korban jiwa sebanyak 3 orang dari anggota jemaat: 1.St. Muller Napitupulu (47 tahun) 2.Hamonangan Napitupulu (32 tahun) 3.Roland Alexander Pakpahan,SH (26 tahun) dan 2 orang aparat kepolisian,yaitu: Bapak Serka Rudi Saragih dan Kopda Syafarurudin.
Di usia 40 tahun bangunan gereja Jl.Hang Tuah telah dilaksanakan renovasi oleh Panitia yang diketuai Bapak H.Simbolon, yaitu: penggantian atap, plafon, lantai, pintu dan jendela, (2 Agustus 2009 – 22 Oktober 2010)
Sampai usia yang ke- 70 tahun, HKBP Pekanbaru telah dipimpin oleh 16 orang Pendeta Ressort. Pada saat ini HKBP Pekanbaru dipimpin oleh Pdt.Ressort ke-16, Pdt.Victor Singal H Silalahi,S.Th, MM bersama 6 orang pangula gok tingki/pelayan penuh waktu, dan 45 orang majelis (sintua &calon sintua) dengan jumlah jemaat sebanyak 994 KK, keseluruhan jemaat berjumlah sebanyak 3.422 orang yang berdomisili di 15 sektor pelayanan.
Di saat kita merayakan ulang tahun gereja kita yang ke-70 dan mengikuti era digitalisasi, telah terwujud apa yang telah diprogramkan huria pada tahun 2022, yaitu : menetapkan MASTER PLAN dan rencana pembangunan fasilitas pelayanan HKBP Pekanbaru menuju Jubileum 2027 (29 Juli 2022) dan membuat Website dan aplikasi android HKBP Pekanbaru. Pada hari yang berbahagia ini akan dilauncing Website HKBP Pekanbaru yang dapat diakses melalui aplikasi google playstore.
Demikian sejarah singkat HKBP Pekanbaru ini disampaikan.Terpujilah Tuhan Yesus Raja Gereja yang telah menyertai dan memberkati perjalanan jemaat HKBP Pekanbaru selama 70 tahun.
Sumber: Buku Jubileum 50 Tahun HKBP Pekanbaru (21 Januari 1952-21 Januari 2022)
HKBP menjadi berkat bagi dunia.
- Beribadah kepada Allah Tri Tunggal: Bapa, Anak, dan Roh Kudus dan bersekutu dengan saudara-saudara seiman
- Mendidik warga jemaat supaya sungguh-sungguh menjadi anak Allah dan warga negara yang baik.
- Mengabarkan Injil kepada yang belum mengenal Kristus dan yang sudah menjauh dari gereja.
- Mandoakan dan menyampaikan pesan kenabian kepada masyarakat dan negara.
- Menggarami dan menerangi budaya Batak, Indonesia dan Global dengan Injil
- Memulihkan harkat dan martabat orang kecil dan tersisih melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
- Mengembangkan kerjasama oikomene antar gereja dan membangun dialog lintas agama.
- Mengembangkan penata layanan (pelayan, organisasi,administrasi, keuangan dan aset) yang bersih, rapih, transparan, akuntabel, dan melaksanakan pembangunan gereja.
Untuk melaksanakan misi menuju visi tersebut, HKBP berpegang teguh pada prinsip sebagai berikut:
- Sikap inklusif dialogis dan terbuka.
- Kasih dan cara-cara tanpa kekerasan
- Transparansi dan akuntabilitas.
- Keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan.